Contoh Serangan pada Keamanan Basis Data


Contoh Serangan pada Basis Data 


Pada  tahun 2000,  serangan DDOS terjadi pada beberapa situs web terkenal seperti Amazon mengalami “downtime” selama beberapa jam. Ada lagi serangan yang pernah dilancarkan pada tahun 2002 ketika 9 dari 13 root DNS server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan “Ping Flood”. Beberapa server pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket ICMP. Tetapi serangan hanya berlangsung selama setengah jam sehingga lalu lintas internet tidak terlalu terpengaruh oleh serangan tersebut. Setidaknya tidak membuat kerusakan yang fatal.

-          Denial Of Services Attack

-          Ransomware

-          SQL Injection

Ransomware merupakan jenis malware yang dapat menyandra sistem , paling sering dengan mengenkripsi atau mencuri data, dan melakukan pemerasan. Serangan ransomware yang diamati menargetkan kerentanan pada database MongoDB. Peneliti keamanan menyebut serangan ini sebagai ‘ransack’, dan memperkirakan lebih dari 40.000 database terkena dampak dalam dua minggu pertama. Penelitian menunjukkan bahwa server Elasticsearch, yang telah dianggap rentan sehingga bisa diakses melalui internet publik, terkena serangan ransomware WannaCRYptO. Terdapat 2.515 server Elasticsearch yang harus ditebus, sebanyak 34.298 kasus Elasticsearch yang rentan masih terbuka. Pada hari selanjutnya, jumlah server yang terkena meningkat lebih dari 5.000. sebagian besar adalah server ElasticSearch yang rentan terbuka di Amazon Web Services (AWS).

 

Selain itu menurut website [9], Toni Casala menemukan keadaan ransomware. Seluruh operasi perusahaan dijalankan dari layanan aplikasi hosting di perusahaan cloud yang terkelola di California, dari QuickBooks sampai Microsoft Office dan Outlook. Karyawannya menggunakan Citrix untuk terhubung ke cloud, dan aplikasi hosting perusahaan memetakan cloud sebagai hard drive pengguna. Menurutnya bekerja pada cloud sangat menyenangkan karena dapat menjaga agar komputernya tetap kosong, dengan layanan yang sangat murah, jika dibandingkan menggunakan biaya dengan lebih banyak staf IT. Selain itu, jika membutuhkan support, mereka responsif. Tetapi sebelum malam tahun baru, seorang karyawan membuka lampiran email yang tampaknya merupakan faktur. Tiga puluh menit kemudian, tidak ada seorangpun di perusahaan casala yang dapat mengakses 4000 file milik perusahaan yang tersimpan di cloud drive. Setiap satu folder memiliki tulisan “help decrypt” yang pada dasarnya penyerang meminta tebusan. Penyedia cloud mengatakan masih membutuhkan waktu hampir seminggu untuk memulihkan semua file yang disandera. Malware tersebut juga mengganggu operasi bagi pelanggan lain di server yang sama. Meskipun perusahaannya memiliki back up harian.

 

Tetapi malware yang mengacak-acak file mereka sejenis ransomware yang disebut TeslaCrypt, berisi kelemahan pengkodean yang memungkinkan perusahaan keamanan dan antivirus membantu korban mendekripsi file tanpa membayar uang tebusan. Terdapat forum bantuan Bleeping Computer yeng telah membuat Tesla Decoder, yang memungkinkan korban untuk mendekripsi file yang dikunci TeslaCrypt.

 

3.Injeksi SQL merupakan salah satu teknik dalam melakukan web hacking untuk menggapai akses pada sistem database yang berbasis SQL. Teknik ini memanfaatkan kelemahan dalam bahasa pemrograman scripting pada SQL dalam mengolah suatu sistem database. Hasil yang ditimbulkan dari teknik ini adalah membawa masalah baru yang cukup serius. Salah satu penyebab terjadinya serangan ini adalah tidak adanya penanganan terhadap karakter-karakter  tanda petik satu (‘) dan double minus (–) yang menyebabkan suatu aplikasi dapat disisipi dengan perintah SQL. Sehingga seorang hacker dapat menyisipkan perintah kedalam suatu parameter maupun form. Serangan ini memungkinkan seseorang dapat login ke sistem tanpa memiliki account. Memungkinkan juga seseorang dapat merubah, menghapus, ataupun menambahkan data yang berada dalam database. Bahkan dapat mematikan database tersebut, sehingga tidak dapat memberi layanan pada web server.

 

Pada awal Mei, platform belanja online Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, setelah seorang peretas mengklaim memiliki data dari 15 juta pengguna Tokopedia didark web. Data yang diretas, seperti yang diumumkan peretas berupa nama, alamat email dan hashed password. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan kemungkinan data yang diambil adalah nama, alamat email dan nomor ponsel. Belakangan, diduga kebocoran data ini menimpa pengguna dalam jumlah yang lebih besar, sebanyak 91 juta pengguna. Tak lama setelah mengetahui kejadian tersebut, Tokopedia memberi notifikasi pada semua pengguna mereka sambil memulai penyelidikan dan memastikan akun dan transaksi di platform tersebut tetap aman.
x

Komentar

Postingan

CARA MEMBUAT SERVER IIS DI WINDOWS SERVER 2008

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SKYPE DAN WEBEX

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SWITCH MANAGABLE, CORE, DISTRIBUTION, ACCESS